PENETAPAN HARGA JUAL
Proposal Ini dibuat untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Akuntansi Manajemen
Oleh :
Suwandi
(12440423)
Program Studi
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
MuhammadiyahPonorogo
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kami panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami sampaikan hanya
bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat
Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi
hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “study kelayakan bisnis”
ini dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun
yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan pihak lain. Oleh
karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo sebagai tempat saya belajar.
2. Titi
Rapini, S.E., M.M selaku Dekan fakultas ekonomi.
3. Dwiati
Marsiwi, S.E selaku kaprodi Akuntansi.
4. Ika
Farida, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah akuntansi manajemen yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian makalah ini.
Keluarga
serta rekan-rekan yang telah memberi semangat dan dukungan. Penyusun yakin
bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga karya sederhana ini
bermanfaat bagi kita semua.
Ponorogo,
27 Desember 2014
Suwandi
ii
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar
Isi............................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C.
Tujuan.............................................................................................................. 2
D.
Manfaat........................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.
Penetapan Harga
Jual..................................................................................... 3
B.
Prosedur
Penetapan Harga Jual...................................................................... 5
C.
Cara Dan Metode
Menentukan Harga........................................................... 10
D.
Pendapat ........................................................................................................ 11
BAB
III PENUTUP............................................................................................. 13
A.
Kesimpulan..................................................................................................... 13
B.
Saran............................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penentuan harga adalah proses memilih apa yang bakal diterima
sebuah syarat sebagai pertukaran untuk produknya. Faktor-faktor harga adalah
kos pengilangan, tempat pasaran, persaingan, keadaan pasaran, dan kualiti
produk. Penentuan harga juga merupakan pemboleh ubah utama dalam teori
peruntukan harga mikroekonomi. Penentuan harga adalah aspek dasar pemodelan
kewangan dan adalah salah satu dari "empat P" campuran pemasaran.
Tiga aspek lain adalah barangan, promosi dan tempat.
Produk ( Product ) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam definisi secara luas, produk
meliputi objek secara fisik, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari
semua bentuk-bentuk tadi. Penentuan hargaa produk perlu memikirkan produk dan
jasa atas tiga tingkatan. Tingkatan yang paling dasar adalah produk inti ( core
product ),Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang
dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk,
pemasar mula-mula arus mendefinisikan manfaat nti yang akan disediakan produk
ke konsumen.
Selajutnya perencanaan produk harus menciptakan produk aktual (
actual product ) disekitar produk inti. Produk aktual mungkin mempunyai lima
karateristik: tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merek, dan
kemasan.Akhirnya, penentuan produk harus mewujudkan produk tambahan disekitar
produk inti dan produk aktual dengan menawarkan jasa dan manfaat tambahan bagi
konsumen.
Penambahan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line
extension. Jika line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk
lainnya disebut sebagai tindakan trading up atau brand leveraging.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam karya tulis yang
timbul adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian
penetapan harga jual?
2. Bagaimana strategi penetapan harga jual?
3. Jelaskan cara – cara penetapan
harga jual?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penetapan
harga jual.
2. Untuk mengetahui
strategi penetapan harga jual.
3. Untuk mengetahui cara
– cara penetapan harga jual.
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah :
Semoga dapat menambah informasi dan pengetahuan yang berhubungan
dengan penetapan harga jual. Selain itu semoga bisa menjadi rujukan bagi
generasi selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penetapan Harga
Jual
Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan adalah
menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap
perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba.
Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan
sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan. Menurut Ricky W. dan Ronald J.
Ebert mengemukakan bahwa: “Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa
yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya”.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada
perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak
bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar
penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan
disini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan
harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.
Mulyadi dalam bukunya menyatakan bahwa: “Pada prinsipnya harga jual
harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual
sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.Selain itu Hansen & Mowen
mengemukakan bahwa “Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu
unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau
diserahkan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau
jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu
untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang
dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang
tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai
dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen.Boyd, Walker, dan Laurreche dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa
“Ada sejumlah cara dalam menetapkan harga, tetapi cara apapun yang
digunakan seharusnya memperhitungkan faktor-faktor situasional. Faktor-faktor
itu meliputi:
1. Strategi perusahaan dan komponen-komponen lain didalam bauran
pemasaran.
2. Perluasan produk sedemikian rupa sehingga produk dipandang
berbeda dari produk-produk lain yang bersaing dalam mutu atau tingkat pelayanan
konsumen.
3. Biaya dan harga pesaing.
4. Ketersediaan dan harga dari produk pengganti.
Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Pemasaran di Indonesia menyatakan bahwa: “Penetapan harga merupakan suatu
masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini
terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika
akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru,
ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru”.
Definisi tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan harus
memutuskan dimana ia akan menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga.
Dalam beberapa pasar seperti pasar mobil, sebanyak delapan titik harga dapat
ditemukan. Dipasar mobil Indonesia terdapat merek puncak (standar emas),
contohnya Mercedez Benz dan Jaguar. Dibawahnya ada Merek mewah seperti BMW,
Audi dll, Dibawahnya lagi ada merek yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus:
Volvo (keamanan) dan Porche (kinerja tinggi). Di tengah-tengah terdapat
sejumlah merek seperti Honda, Mitsubishi, Toyota. Satu tingkat dibawahnya
adalah merek–merek yang terutama memberi manfaat fungsional seperti Suzuki.
Dibawah Suzuki ada merek-merek lebih murah tapi juga memberikan kinerja
memuaskan seperti Hyundai. Paling bawah adalah merek-merek yang daya tariknya
hanya harga seperti Timor. menunjukkan bahwa kedelapan tingkat penempatan
produk ini tidak bersaing satu sama lain, tetapi hanya bersaing dalam
masing-masing kelompok. Namun dapat terjadi persaingan antara segmen-segmen
harga dan mutu.
Menunjukan sembilan kemungkinan strategi harga-mutu. Strategi
diagonal semuanya dapat bertahan pada pasar yang sama; yaitu satu perusahaan
menawarkan produk bermutu tinggi pada harga tinggi, perusahaan lain menawarkan
produk bermutu rendah pada harga rendah. Ketiga pesaing tersebut dapat hidup
bersama selama pasar terdiri dari tiga kelompok pembeli, yaitu yang
mementingkan mutu, harga, dan yang mementingkan keseimbangan antara keduanya.
Strategi penempatan 2, 3, dan 6 Menunjukan cara untuk menyerang
posisi diagonal. Strategi 2 menyatakan, “ Produk kami memiliki mutu yang sama
dengan produk 1 tetapi harga kami lebih rendah”. Strategi 3 menyatakan hal yang
sama dan bahkan menawarkan penghematan yang lebih besar. Jika pelanggan yang
mementingkan mutu mempercayai pasaing ini, mereka pasti akan membeli sari
pesaing ini dan menghemat uang (kecuali jika produk 1 memiliki daya tarik
prestise). Strategi ini harus dihindarkan oleh pemasar professional. Harga jual
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli
suatu produk, konsumen akan membeli suatu produk apabila ada keseimbangan antara
alasan dalam menetapkan harga jual.
Sudarsono menyatakan bahwa “Dalam menetapkan harga jual perlu
dipertimbangkan beberapa hal, antara lain:
(a) harga pokok jual barang,
(b) harga barang sejenis,
(c) daya beli masyarakat,
(d) jangka waktu perputaran
modal,
(e) peraturan-peraturan dan
sebagainya”.
Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor objektif. Artinya
pendapatan pribadi pengusaha atau pedagang tidak ikut berperan, atau kalau pun
ada hanya kecil sekali. Faktor-faktor objektif ini kadang-kadang tidak cukup
kuat untuk dipakai sebagai dasar penentuan harga, sehingga ada faktor-faktor
pertimbangan subyektif.
B.
Prosedur
Penetapan Harga Jual
Untuk menetapkan harga jual suatu produk maka perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Philip
Kotler dalam bukunya mengemukakan prosedur enam langkah untuk menetapkan
harga,yaitu :
1. Memilih tujuan penetapan harga.
2. Menentukan permintaan.
3. Memperkirakan biaya.
4. Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
5. Memilih metode penetapan harga.
6. Memilih harga akhir.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai prosedur enam (6) langkah
yang digunakan untuk menetapkan harga jual.
1.
Memilih Tujuan
Penetapan Harga
Pada dasarnya setiap perusahaan harus memutuskan apa yang ingin
dicapainya dari produk tersebut. Jika perusahaan telah memilih posisi pasarnya
dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan otomatis
sejalan dengannya.
Menurut Cecep hidayat dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Pemasaran menyatakan bahwa. Harga ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yaitu:
1)
Bertahan Hidup
(Survival)
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, misalnya karena
ketatnya persaingan, cepat berubahnya selera konsumen, maka produsen harus
menetapkan harga yang rendah untuk menjaga atau meningkatkan permintaan.
Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah
terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat.
2) Memaksimumkan Laba
(Maximum Current Profit)
Penetapan harga sebesar angka tertentu yang akan mendatangkan laba
jangka pendek juga sering menjadi tujuan. Hal itu ditempuh dengan jalan
memperkirakan permintaan dan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan harga
yang akan mendatangakan laba atau arus kas. Dalam tujuan ini perusahaan
diasumsikan mengetahui fungsi biaya dan permintaannya, walaupun dalam
kenyataannya keduanya sukar diperkirakan.
3) Memaksimumkan Pendapatan
(Maximum Current Revenue)
Penetapan harga juga mempunyai tujuan untuk memaksimumkan
pendapatan dan penjualan produk yang dihasilkan. Maksimisasi pendapatan ini
membutuhkan perkiraan fungsi permintaan yang akurat. Adapun sasaran tujuan ini
adalah bersifat laba jangka panjang.
4) Memaksimumkan Pertumbuhan
Penjualan (Maximum Sales Growth).
Penetapan harga yang rendah juga bisa menghasilkan volume penjualan
yang tinggi.Volume penjualan yang tinggi pada akhirnya akan dapat menekankan
biaya per unit produk. Dalam tujuan ini diasumsikan pasar sensitive terhadap
perubahan harga atau permintaan elastis”.
Semakin jelas tujuan perusahaan, maka semakin mudah untuk
perusahaan tersebut menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan
hidup sebagai tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang
ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik
tetap beroperasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan
harga. Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat
menutup biaya variable dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus
berjalan. Akan tetapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam
tujuan jangka panjang perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika
tidak maka ia akan punah.
2.
Menentukan
Permintaan
Permintaan
pelanggan mempengaruhi semua fase bisnis. Secara umum para pelanggan
menginginkan barang-barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan harga rendah.
Jika semua barang itu sama, para pelanggan akan membeli barang yang harganya
lebih murah, sedikit yang akan membeli harga yang lebih tinggi.
Suatu
faktor penting yang menentukan dimana perubahan harga akan menghasilkan
perubahan kuantitas disebut sebagai Elastisitas harga permintaan, atau suatu
tingkat penentuan dimana jumlah barang yang diminta berubah sesuai dengan
perubahan harga. Secara umum permintaan Elastis untuk suatu barang berarti
suatu peningkatan harga pada persentase tertentu akan menurunkan kuantitas
permintaan lebih besar dari persentase penurunan harga. Dengan kata lain
permintaan itu elastis ketika suatu peningkatan harga sejumlah persentase
tertentu menaikkan jumlah permintaan lebih tinggi dari persentase tersebut.
Sedangkan
Permintaan Tidak Elastis terjadi ketika perubahan harga pada persentase
tertentu terkait dengan perubahan kuantitas barang dengan persentase yang lebih
kecil. Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga
akan menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang
sama. Dengan kata lain penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya
volume penjualan sebesar 10% pula.
Tiap
harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yang
berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap
tujuan pemasarannya.
Garrisen,
H & Eric W. Moreen menyatakan bahwa:
Dalam
keadaan normal, permintaan dan harga berhubungan terbalik: semakin tinggi harga
semakin rendah permintaan. Dalam hal barang mewah, kurva permintaan
kadang-kadang mempunyai kemiringan yang naik. Kurva permintaan menunjukkan
jumlah pembelian pasar yang mungkin pada berbagai harga. Kurva tersebut
menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang
beragam.”
Menurut
Nagle dalam buku Philip kotler menyimpulkan bahwa terdapat 9 (sembilan) faktor
yang dapat mempengaruhi kepekaan harga, yaitu:
1)
Pengaruh nilai
unik
Para pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih
bersifat unik. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti para pembeli semakin
kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti.
2)
Pengaruh
perbandingan yang sulit
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak
dapat dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti.
3)
Pengaruh
pengeluaran total
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut
semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya.
4)
Pengaruh
manfaat akhir
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran
tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir.
5)
Pengaruh biaya
bersama
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya
itu ditanggung pihak lain.
6)
Pengaruh
investasi tertanam
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk
tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.
3.
Memperkirakan Biaya
Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan
perusahaan atas Produknya. Sedangkan biaya perusahaan menentukan batas
terendahnya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya
produksi, distribusi, dan penjualan produk, termasuk tingkat pengembalian
investasi yang memadai atas usaha dan resiko yang dilakukannya.
Biaya perusahaan ada 2 jenis, biaya tetap dan variable. Biaya tetap
adalah biaya-biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan.
Misalnya perusahaan harus membayar tagihan tiap bulan untuk sewa, pemanas
ruangan, bunga, gaji eksekutif, dan lainnya, berapa pun output perusahaan.
Biaya Variabel langsung berubah menurut level produksi. Misalnya tiap
kalkulator yang diproduksi Texas Instrument (TI) melibatkan biaya plastic, chip
mikroprosesor, pengemas dan lain-lain. Biaya-biaya itu cenderung konstans per
unit produksi. Biaya-biaya itu disebut biaya variable karena biaya totalnya
berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya total merupakan jumlah
biaya tetap dan biaya variable untuk tiap level produksi tertentu. Biaya
rata-rata adalah biaya per unit untuk level produksi tersebut; biaya tersebut
sama dengan total biaya dibagi produksi. Manajemen ingin menetapkan harga yang
setidaknya dapat menutup biaya produksi total pada level produksi tertentu.
4.
Menganalisis Biaya, Harga, dan Tawaran Pesaing
Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan
pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing,
harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing. Jika tawaran
perusahaan serupa dengan tawaran pesaing utamanya, maka perusahaan harus
menetapkan harga yang dekat dengan harga pesaing atau ia akan kehilangan
penjualan. Jika tawaran perusahaan lebih rendah mutunya, perusahaan tidak dapat
menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada pesaing. Jika penawaran perusahaan
lebih tinggi mutunya, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari
pesaing. Akan tetapi, perusahaan harus menyadari bahwa pesaing dapt mengubah
harganya sebagai tanggapan atas harga perusahaan.
5.
Memilih
metode penetapan harga
Dalam
penetapan harga jual tentunya harus menggunakan metode tertentu. Metode yang
digunakan seharusnya tidak berganti-ganti. Dalam penetapan harga jual
perusahaan harus mempertimbangkan harga pasaran, perusahaan jangan sampai
mengambil laba terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Jadi perusahaan harus
mengambil harga tengah sehingga dapat dijangkau konsumen dan perusahaan masih
mendapat profit yang aman.
6.
Memilih
harga akhir
Untuk
tahap terakhir manajemen perusahaan memilih harga akhir, yaitu menentukan harga
jual yang sesuai dengan barang yang dipasarkan. Dalam memilih harga akhir harus
benar-benar di pertimbangkan untuk mendaptkan provit bagi perusahaan dan sekaligus
harga dapat dijangkau para konsumen.
C.
Cara dan Metode
Menentukan Harga Jual
Di
sini penulis akan menentuka harga jual sebuah produk. Dalam penentuan harga
jual disini akan menggunakan 2 pendekatan pokok.
Pertama,
dengan pendekatan biaya yaitu penetapan harga biaya plus, penetapan harga
mark-plus dan penetapan harga break even. Kedua dengan pendekatan pasar atau
persaingan.
1.
Penetapan Harga
Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
Kalau
perusahaan menggunakan metode ini, perusahaan menentukan harga jual per unit
produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu
untuk menutup laba yang di kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin.
Harga jual produk dapat hitung dengan rumus :
1.
Biaya Total +
Marjin = Harga Jual
Contohnya
seperti ini. Misalkan sebuah perusahaan punya usaha jus buah dan mendapatkan
order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang keluarkan untuk memproduksi jus buah tersebut
diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian :
• Biaya bahan baku :
Rp. 250.000,00
• Biaya tenaga kerja
: Rp. 100.000,00
• Biaya lain-lain
seperti penyusutan alat, sewa tempat, dsb : Rp. 50.000,00
Jika perusahaan menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total,
maka :
Harga total =
Biaya Total + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) = Rp. 460.000,00.
Dengan demikian untuk setiap jus yang di jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00.per
cup.
2.
Penetapan Harga
Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Pada
intinya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya
plus. Para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan
penetapan harga mark-up ini.
Caranya
lebih sederhana. anda membeli barang-barang dagangan kemudian harga jualnya
anda tentukan setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up, seperti
rumus di bawah ini:
Harga Beli + Mark Up (prosentase dari harga beli)= Harga Jual
Jadi
mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Contohnya
seperti ini. Sebuah toko sepatu adventure membeli sepatu dari produsen merk “X”
seharga 300 ribu. Kemudian toko ingin keuntungan 5%,
jadinya
toko menjual 300.000 + (50% x 300.000) = 300.000 + 150.000 = 450.000
Jadi
keuntungannya yang diperoleh toko sebesar 150.000 dengan harga jual 450.000.
3. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar
dan masih mempertimbangkan biaya. Usaha dapat dikatakan dalam keadaan break-even
apabila penghasilan yang di terima sama dengan biaya keluar, dengan anggapan
bahwa harga jualnya sudah di tentukan.
Menurut cara ini, perusahaan akan mendapatkan laba apabila
penjualan yang di capai berada di atas titik break-even dan rugi jika penjualan
berada di bawah titik break-even.
Cara
penetapan harga break-even ini dapat di terapkan dengan menggunakan beberapa
“syarat” tertentu, yaitu:
• Seluruh biaya perusahaan
dapat digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
• Seluruh barang
yang di produksi akan terjual.
• Biaya variabel per
unitnya tetap.
4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Kalau
menggunakan cara yang satu ini, penentuan harga tidak di dasarkan pada biaya,
tetapi justru sebaliknya. Harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Menentukan
harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga
ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.
Tergantung strategi dan segmentasi pasar.
D.
Pendapat
Dari uraian dalam pembahasan diatas penulis mempunyai pendapat
bahwa penetapan harga jual dalam sebuah produk sangatlah penting. Hal ini
disebabkan bahwa sebuah perusahaan menginginkan sebuah provit yang tinggi,
namun perusahaan juga harus mempertimbangkan keadaan pasar dan konsumennya.
Sehingga perusahaan harus menganalisa dengan pertimbangan aspek-aspek tertentu.
Pertama perusahaan harus mengetahui segmentasi pasar, mengetahu
siapa sasaran utama dari barang yang di produksi atau dijual perusahaan
tersebut. Untuk tahap selanjutnya perusahaan harus mempertimbangkan pesaingnya.
Jadi disini perusahaan harus kreatif dalam arti selalu menciptakan yang baru
untuk mengalahkan pesaing.
Tidak cukup dengan penentuan itu saja tetapi perusahaan harus
memperhatikan harga. Disini dalam penentuan harga perusahaan tidak mengambil
harga tinggi karena akan kalah dengan pesaing dan tidak menentukan harga
terlalu rendah karena akan menjadikan perusahaan merugi, jadi perusahaan harus
mengambil harga tengah dengan mempertimbangkan antara pesaing dan konsumen.
Dalam mengambil harga tengah maka harga tidak terlalu mahal dan konsumen akan
loyal dengan tetap mengandalkan kualitas tentunya.
Demikian pendapat penulis mengenai penetapan harga jual semoga
dapat menjadi pertimbangan bagi pengusaha kususnya dan pada umumnya dapat di
jadikan pembelajaran dan rujukan bagi generasi berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan isi makalah diatas penulis dapat menarik kesimpulkan :
1.
Penetapan harga
jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam
penjualan produknya.
2.
Untuk
menetapkan harga jual suatu produk maka perusahaan harus mempertimbangkan
berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Philip Kotler dalam bukunya
mengemukakan prosedur enam langkah untuk menetapkan harga,yaitu :
v Memilih tujuan penetapan harga.
v Menentukan permintaan.
v Memperkirakan biaya.
v Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
v Memilih metode penetapan harga.
v Memilih harga akhir.
3.
Menentukan
harga jual dengan menggunakan pendekatan 2 metode
4.
Penulis
berpendapat bahwa sangatlah penting perusahaan menentukan penetapan harga jual
karena untuk menentukan sebuah provit. Dalam penentuan harga jual peru
memperhatikan berbagai aspek untuk acuan pertimbangan.
B.
Saran
Berdasarkan
pada permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai penetapan harga
jual, maka dari itu penulis memberikan saran yaitu Untuk meningkatkan
pengetahuan tentang penentuan harga jual,sesuaikanlah kualitas produk yang akan
di jual, pertimbangkan dengan berbagai aspek dan segmentasi pasar.
Makalah
ini penulis buat untuk memenuhi sebuah tugas kuliah dengan rujukan dari media
online. Semoga bisa menjadi acuan pembelajaran bagi generasi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar