pasang iklan

Sabtu, 04 Juli 2015

akuntansi manajemen



PENETAPAN HARGA JUAL

Proposal Ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Manajemen





Oleh :
Suwandi
(12440423)


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas MuhammadiyahPonorogo
2014



KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “study kelayakan bisnis” ini dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1.      Universitas Muhammadiyah Ponorogo sebagai tempat saya belajar.
2.      Titi Rapini, S.E., M.M selaku Dekan fakultas ekonomi.
3.      Dwiati Marsiwi, S.E selaku kaprodi Akuntansi.
4.      Ika Farida, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah akuntansi manajemen yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian makalah ini.
Keluarga serta rekan-rekan yang telah memberi semangat dan dukungan. Penyusun yakin bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga karya sederhana ini bermanfaat  bagi kita semua.


Ponorogo, 27 Desember 2014



Suwandi




ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... ii  
Daftar Isi............................................................................................................... iii 
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar Belakang................................................................................................ 1  
B.     Rumusan Masalah........................................................................................... 1  
C.     Tujuan.............................................................................................................. 2
D.    Manfaat........................................................................................................... 2  
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.      Penetapan Harga Jual..................................................................................... 3  
B.       Prosedur Penetapan Harga Jual...................................................................... 5  
C.       Cara Dan Metode Menentukan Harga........................................................... 10
D.      Pendapat ........................................................................................................ 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A.      Kesimpulan..................................................................................................... 13
B.       Saran............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14










iii


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penentuan harga adalah proses memilih apa yang bakal diterima sebuah syarat sebagai pertukaran untuk produknya. Faktor-faktor harga adalah kos pengilangan, tempat pasaran, persaingan, keadaan pasaran, dan kualiti produk. Penentuan harga juga merupakan pemboleh ubah utama dalam teori peruntukan harga mikroekonomi. Penentuan harga adalah aspek dasar pemodelan kewangan dan adalah salah satu dari "empat P" campuran pemasaran. Tiga aspek lain adalah barangan, promosi dan tempat.
Produk ( Product ) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam definisi secara luas, produk meliputi objek secara fisik, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi. Penentuan hargaa produk perlu memikirkan produk dan jasa atas tiga tingkatan. Tingkatan yang paling dasar adalah produk inti ( core product ),Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk, pemasar mula-mula arus mendefinisikan manfaat nti yang akan disediakan produk ke konsumen.
Selajutnya perencanaan produk harus menciptakan produk aktual ( actual product ) disekitar produk inti. Produk aktual mungkin mempunyai lima karateristik: tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merek, dan kemasan.Akhirnya, penentuan produk harus mewujudkan produk tambahan disekitar produk inti dan produk aktual dengan menawarkan jasa dan manfaat tambahan bagi konsumen.
Penambahan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai tindakan trading up atau brand leveraging.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam karya tulis yang timbul adalah sebagai berikut :
1.      Jelaskan pengertian penetapan harga jual?
2.      Bagaimana strategi penetapan harga jual?
3.      Jelaskan cara – cara penetapan harga jual?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui penetapan harga jual.
2.      Untuk mengetahui strategi penetapan harga jual.
3.      Untuk mengetahui cara – cara penetapan harga jual.

D.   Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah :
Semoga dapat menambah informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan penetapan harga jual. Selain itu semoga bisa menjadi rujukan bagi generasi selanjutnya.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.           Penetapan Harga Jual
Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan adalah menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan. Menurut Ricky W. dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa: “Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya”.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.
Mulyadi dalam bukunya menyatakan bahwa: “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.Selain itu Hansen & Mowen mengemukakan bahwa “Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.Boyd, Walker, dan Laurreche dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa
“Ada sejumlah cara dalam menetapkan harga, tetapi cara apapun yang digunakan seharusnya memperhitungkan faktor-faktor situasional. Faktor-faktor itu meliputi:
1. Strategi perusahaan dan komponen-komponen lain didalam bauran pemasaran.
2. Perluasan produk sedemikian rupa sehingga produk dipandang berbeda dari produk-produk lain yang bersaing dalam mutu atau tingkat pelayanan konsumen.
3. Biaya dan harga pesaing.
4. Ketersediaan dan harga dari produk pengganti.
Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran di Indonesia menyatakan bahwa: “Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru”.
Definisi tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan harus memutuskan dimana ia akan menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Dalam beberapa pasar seperti pasar mobil, sebanyak delapan titik harga dapat ditemukan. Dipasar mobil Indonesia terdapat merek puncak (standar emas), contohnya Mercedez Benz dan Jaguar. Dibawahnya ada Merek mewah seperti BMW, Audi dll, Dibawahnya lagi ada merek yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus: Volvo (keamanan) dan Porche (kinerja tinggi). Di tengah-tengah terdapat sejumlah merek seperti Honda, Mitsubishi, Toyota. Satu tingkat dibawahnya adalah merek–merek yang terutama memberi manfaat fungsional seperti Suzuki. Dibawah Suzuki ada merek-merek lebih murah tapi juga memberikan kinerja memuaskan seperti Hyundai. Paling bawah adalah merek-merek yang daya tariknya hanya harga seperti Timor. menunjukkan bahwa kedelapan tingkat penempatan produk ini tidak bersaing satu sama lain, tetapi hanya bersaing dalam masing-masing kelompok. Namun dapat terjadi persaingan antara segmen-segmen harga dan mutu.
Menunjukan sembilan kemungkinan strategi harga-mutu. Strategi diagonal semuanya dapat bertahan pada pasar yang sama; yaitu satu perusahaan menawarkan produk bermutu tinggi pada harga tinggi, perusahaan lain menawarkan produk bermutu rendah pada harga rendah. Ketiga pesaing tersebut dapat hidup bersama selama pasar terdiri dari tiga kelompok pembeli, yaitu yang mementingkan mutu, harga, dan yang mementingkan keseimbangan antara keduanya.
Strategi penempatan 2, 3, dan 6 Menunjukan cara untuk menyerang posisi diagonal. Strategi 2 menyatakan, “ Produk kami memiliki mutu yang sama dengan produk 1 tetapi harga kami lebih rendah”. Strategi 3 menyatakan hal yang sama dan bahkan menawarkan penghematan yang lebih besar. Jika pelanggan yang mementingkan mutu mempercayai pasaing ini, mereka pasti akan membeli sari pesaing ini dan menghemat uang (kecuali jika produk 1 memiliki daya tarik prestise). Strategi ini harus dihindarkan oleh pemasar professional. Harga jual merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, konsumen akan membeli suatu produk apabila ada keseimbangan antara alasan dalam menetapkan harga jual.
Sudarsono menyatakan bahwa “Dalam menetapkan harga jual perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain:
(a) harga pokok jual barang,
(b) harga barang sejenis,
(c) daya beli masyarakat,
 (d) jangka waktu perputaran modal,
 (e) peraturan-peraturan dan sebagainya”.
Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor objektif. Artinya pendapatan pribadi pengusaha atau pedagang tidak ikut berperan, atau kalau pun ada hanya kecil sekali. Faktor-faktor objektif ini kadang-kadang tidak cukup kuat untuk dipakai sebagai dasar penentuan harga, sehingga ada faktor-faktor pertimbangan subyektif.

B.            Prosedur Penetapan Harga Jual
Untuk menetapkan harga jual suatu produk maka perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Philip Kotler dalam bukunya mengemukakan prosedur enam langkah untuk menetapkan harga,yaitu :
1. Memilih tujuan penetapan harga.
2. Menentukan permintaan.
3. Memperkirakan biaya.
4. Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
5. Memilih metode penetapan harga.
6. Memilih harga akhir.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai prosedur enam (6) langkah yang digunakan untuk menetapkan harga jual.

1.                  Memilih  Tujuan  Penetapan  Harga
Pada dasarnya setiap perusahaan harus memutuskan apa yang ingin dicapainya dari produk tersebut. Jika perusahaan telah memilih posisi pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan otomatis sejalan dengannya.
Menurut Cecep hidayat dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa. Harga ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yaitu:


1)      Bertahan Hidup (Survival)
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, misalnya karena ketatnya persaingan, cepat berubahnya selera konsumen, maka produsen harus menetapkan harga yang rendah untuk menjaga atau meningkatkan permintaan. Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat.
2)  Memaksimumkan Laba (Maximum Current Profit)
Penetapan harga sebesar angka tertentu yang akan mendatangkan laba jangka pendek juga sering menjadi tujuan. Hal itu ditempuh dengan jalan memperkirakan permintaan dan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan harga yang akan mendatangakan laba atau arus kas. Dalam tujuan ini perusahaan diasumsikan mengetahui fungsi biaya dan permintaannya, walaupun dalam kenyataannya keduanya sukar diperkirakan.
3)  Memaksimumkan Pendapatan (Maximum Current Revenue)
Penetapan harga juga mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dan penjualan produk yang dihasilkan. Maksimisasi pendapatan ini membutuhkan perkiraan fungsi permintaan yang akurat. Adapun sasaran tujuan ini adalah bersifat laba jangka panjang.
4)  Memaksimumkan Pertumbuhan Penjualan (Maximum Sales Growth).
Penetapan harga yang rendah juga bisa menghasilkan volume penjualan yang tinggi.Volume penjualan yang tinggi pada akhirnya akan dapat menekankan biaya per unit produk. Dalam tujuan ini diasumsikan pasar sensitive terhadap perubahan harga atau permintaan elastis”.
Semakin jelas tujuan perusahaan, maka semakin mudah untuk perusahaan tersebut menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga. Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya variable dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Akan tetapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam tujuan jangka panjang perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan punah.

2.                   Menentukan  Permintaan
Permintaan pelanggan mempengaruhi semua fase bisnis. Secara umum para pelanggan menginginkan barang-barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan harga rendah. Jika semua barang itu sama, para pelanggan akan membeli barang yang harganya lebih murah, sedikit yang akan membeli harga yang lebih tinggi.
Suatu faktor penting yang menentukan dimana perubahan harga akan menghasilkan perubahan kuantitas disebut sebagai Elastisitas harga permintaan, atau suatu tingkat penentuan dimana jumlah barang yang diminta berubah sesuai dengan perubahan harga. Secara umum permintaan Elastis untuk suatu barang berarti suatu peningkatan harga pada persentase tertentu akan menurunkan kuantitas permintaan lebih besar dari persentase penurunan harga. Dengan kata lain permintaan itu elastis ketika suatu peningkatan harga sejumlah persentase tertentu menaikkan jumlah permintaan lebih tinggi dari persentase tersebut.
Sedangkan Permintaan Tidak Elastis terjadi ketika perubahan harga pada persentase tertentu terkait dengan perubahan kuantitas barang dengan persentase yang lebih kecil. Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10% pula.
Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya.
Garrisen, H & Eric W. Moreen menyatakan bahwa:
Dalam keadaan normal, permintaan dan harga berhubungan terbalik: semakin tinggi harga semakin rendah permintaan. Dalam hal barang mewah, kurva permintaan kadang-kadang mempunyai kemiringan yang naik. Kurva permintaan menunjukkan jumlah pembelian pasar yang mungkin pada berbagai harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.”
Menurut Nagle dalam buku Philip kotler menyimpulkan bahwa terdapat 9 (sembilan) faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan harga, yaitu:
1)      Pengaruh nilai unik
Para pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti.
2)      Pengaruh perbandingan yang sulit
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti.
3)      Pengaruh pengeluaran total
Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya.
4)      Pengaruh manfaat akhir
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir.
5)      Pengaruh biaya bersama
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya itu ditanggung pihak lain.
6)      Pengaruh investasi tertanam
Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.

3.                  Memperkirakan  Biaya
Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan atas Produknya. Sedangkan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produk, termasuk tingkat pengembalian investasi yang memadai atas usaha dan resiko yang dilakukannya.
Biaya perusahaan ada 2 jenis, biaya tetap dan variable. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. Misalnya perusahaan harus membayar tagihan tiap bulan untuk sewa, pemanas ruangan, bunga, gaji eksekutif, dan lainnya, berapa pun output perusahaan. Biaya Variabel langsung berubah menurut level produksi. Misalnya tiap kalkulator yang diproduksi Texas Instrument (TI) melibatkan biaya plastic, chip mikroprosesor, pengemas dan lain-lain. Biaya-biaya itu cenderung konstans per unit produksi. Biaya-biaya itu disebut biaya variable karena biaya totalnya berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk tiap level produksi tertentu. Biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk level produksi tersebut; biaya tersebut sama dengan total biaya dibagi produksi. Manajemen ingin menetapkan harga yang setidaknya dapat menutup biaya produksi total pada level produksi tertentu.

4.                  Menganalisis  Biaya, Harga, dan Tawaran Pesaing
Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing. Jika tawaran perusahaan serupa dengan tawaran pesaing utamanya, maka perusahaan harus menetapkan harga yang dekat dengan harga pesaing atau ia akan kehilangan penjualan. Jika tawaran perusahaan lebih rendah mutunya, perusahaan tidak dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada pesaing. Jika penawaran perusahaan lebih tinggi mutunya, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaing. Akan tetapi, perusahaan harus menyadari bahwa pesaing dapt mengubah harganya sebagai tanggapan atas harga perusahaan.

5.                  Memilih metode penetapan harga
Dalam penetapan harga jual tentunya harus menggunakan metode tertentu. Metode yang digunakan seharusnya tidak berganti-ganti. Dalam penetapan harga jual perusahaan harus mempertimbangkan harga pasaran, perusahaan jangan sampai mengambil laba terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Jadi perusahaan harus mengambil harga tengah sehingga dapat dijangkau konsumen dan perusahaan masih mendapat profit yang aman.

6.                  Memilih harga akhir
Untuk tahap terakhir manajemen perusahaan memilih harga akhir, yaitu menentukan harga jual yang sesuai dengan barang yang dipasarkan. Dalam memilih harga akhir harus benar-benar di pertimbangkan untuk mendaptkan provit bagi perusahaan dan sekaligus harga dapat dijangkau para konsumen.
C.           Cara dan Metode Menentukan Harga Jual

Di sini penulis akan menentuka harga jual sebuah produk. Dalam penentuan harga jual disini akan menggunakan 2 pendekatan pokok.
Pertama, dengan pendekatan biaya yaitu penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-plus dan penetapan harga break even. Kedua dengan pendekatan pasar atau persaingan.
1.      Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
Kalau perusahaan menggunakan metode ini, perusahaan menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang di kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual produk dapat hitung dengan rumus :

1.      Biaya Total + Marjin = Harga Jual
Contohnya seperti ini. Misalkan sebuah perusahaan punya usaha jus buah dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang  keluarkan untuk memproduksi jus buah tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian  :
           Biaya bahan baku : Rp. 250.000,00
           Biaya tenaga kerja : Rp. 100.000,00
           Biaya lain-lain seperti penyusutan alat, sewa tempat, dsb : Rp. 50.000,00
Jika perusahaan menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka :
Harga total = Biaya Total + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) = Rp. 460.000,00. Dengan demikian untuk setiap jus yang di jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00.per cup.

2.      Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Pada intinya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. Para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up ini.
Caranya lebih sederhana. anda membeli barang-barang dagangan kemudian harga jualnya anda tentukan setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up, seperti rumus di bawah ini:
Harga Beli + Mark Up (prosentase dari harga beli)= Harga Jual
Jadi mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Contohnya seperti ini. Sebuah toko sepatu adventure membeli sepatu dari produsen merk “X” seharga 300 ribu. Kemudian toko ingin keuntungan 5%,
jadinya toko menjual 300.000 + (50% x 300.000) = 300.000 + 150.000 = 450.000
Jadi keuntungannya yang diperoleh toko sebesar 150.000 dengan harga jual 450.000.

3. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Usaha dapat dikatakan dalam keadaan break-even apabila penghasilan yang di terima sama dengan biaya keluar, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah di tentukan.
Menurut cara ini, perusahaan akan mendapatkan laba apabila penjualan yang di capai berada di atas titik break-even dan rugi jika penjualan  berada di bawah titik break-even.
Cara penetapan harga break-even ini dapat di terapkan dengan menggunakan beberapa “syarat” tertentu, yaitu:
          Seluruh biaya perusahaan dapat digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
           Seluruh barang yang di produksi akan terjual.
           Biaya variabel per unitnya tetap.

4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Kalau menggunakan cara yang satu ini, penentuan harga tidak di dasarkan pada biaya, tetapi justru sebaliknya. Harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan. Tergantung strategi dan segmentasi pasar.

D.           Pendapat
Dari uraian dalam pembahasan diatas penulis mempunyai pendapat bahwa penetapan harga jual dalam sebuah produk sangatlah penting. Hal ini disebabkan bahwa sebuah perusahaan menginginkan sebuah provit yang tinggi, namun perusahaan juga harus mempertimbangkan keadaan pasar dan konsumennya. Sehingga perusahaan harus menganalisa dengan pertimbangan aspek-aspek tertentu.
Pertama perusahaan harus mengetahui segmentasi pasar, mengetahu siapa sasaran utama dari barang yang di produksi atau dijual perusahaan tersebut. Untuk tahap selanjutnya perusahaan harus mempertimbangkan pesaingnya. Jadi disini perusahaan harus kreatif dalam arti selalu menciptakan yang baru untuk mengalahkan pesaing.
Tidak cukup dengan penentuan itu saja tetapi perusahaan harus memperhatikan harga. Disini dalam penentuan harga perusahaan tidak mengambil harga tinggi karena akan kalah dengan pesaing dan tidak menentukan harga terlalu rendah karena akan menjadikan perusahaan merugi, jadi perusahaan harus mengambil harga tengah dengan mempertimbangkan antara pesaing dan konsumen. Dalam mengambil harga tengah maka harga tidak terlalu mahal dan konsumen akan loyal dengan tetap mengandalkan kualitas tentunya.
Demikian pendapat penulis mengenai penetapan harga jual semoga dapat menjadi pertimbangan bagi pengusaha kususnya dan pada umumnya dapat di jadikan pembelajaran dan rujukan bagi generasi berikutnya.
















BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Dari penjelasan isi makalah diatas penulis dapat menarik kesimpulkan :
1.      Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya.
2.      Untuk menetapkan harga jual suatu produk maka perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Philip Kotler dalam bukunya mengemukakan prosedur enam langkah untuk menetapkan harga,yaitu :
v  Memilih tujuan penetapan harga.
v  Menentukan permintaan.
v  Memperkirakan biaya.
v  Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
v  Memilih metode penetapan harga.
v  Memilih harga akhir.
3.      Menentukan harga jual dengan menggunakan pendekatan 2 metode
4.      Penulis berpendapat bahwa sangatlah penting perusahaan menentukan penetapan harga jual karena untuk menentukan sebuah provit. Dalam penentuan harga jual peru memperhatikan berbagai aspek untuk acuan pertimbangan.

B.            Saran
Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai penetapan harga jual, maka dari itu penulis memberikan saran yaitu Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penentuan harga jual,sesuaikanlah kualitas produk yang akan di jual, pertimbangkan dengan berbagai aspek dan segmentasi pasar.
Makalah ini penulis buat untuk memenuhi sebuah tugas kuliah dengan rujukan dari media online. Semoga bisa menjadi acuan pembelajaran bagi generasi berikutnya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar